Sunday 18 November 2018

Kontrol Hama Ramah Lingkungan dengan Kumbang Koksi (Ladybugs)

Pernahkah anda melihat serangga bundar berwarna mencolok (biasanya merah/oranye) dan memiliki pola berwarna hitam di punggungnya? Serangga ini di Indonesia biasa disebut dengan kumbang koksi, sedangkan di negara-negara barat biasa diaebut dengan Ladybugs atau Lady bird beetles. Biasanya serangga ini diidentikkan sebagai kepik, namun kumbang inu sebenarnya sama sekali bukan dari bangsa kepik (Hemiptera), melainkan dari ordo Coleoptera.

Serangga yang sering kali muncul di buku cerita atau film anak-anak ini memang merupakan sahabat manusia, dikarenakan serangga ini memangsa beberapa hama tanaman seperti kutu daun (aphids) dan hama thrips. Tapi yang perlu kita ketahui, ada pula jenis kumbang koksi yang bersifat herbivora dan merupakan hama pertanian, di mana diketahui pernah menyerang daun pada tanaman terong, semangka, pare, dan labu. Serangga ini tergolong pada spesies Epilachnea admirabilis. Perbedaannya, bila kumbang koksi yang merupakan musuh alami hama itu memiliki sayap dan bintik yang terlihat memgkilat, maka pada Epilachnea admirabilis sayap dan bintiknya terlihat agak kusam.
Lalu bagaimana cara kumbang koksi menjadi predator bagi hama seperti kutu daun?
Kumbang koksi makan dengan cara menghisap cairan tubuh mangsanya. Baik larva maupun kumbang koksi dewasa memakan makanan yang sama. Di kepalanya terdapat sepasang rahang bawah (mandibula) untuk membantunya memegang mangsa saat makan. Ia lalu menusuk tubuh mangsanya dengan tabung khusus di mulutnya untuk menyuntikkan enzim pencernaan ke tubuh mangsanya, lalu menghisap jaringan tubuh mangsanya yang sudah berbentuk cair. Seekor kumbang koksi diketahui bisa menghabiskan 1.000 ekor kutu daun sepanjang hidupnya.


Kumbang koksi larva dan kumbang koksi dewasa memiliki perbedaan pada jumlah serangga yang bisa mereka makan. Pada kumbang koksi dewasa, selera makannya tidak setinggi larva, sehingga diperlukan jumlah kumbang dewasa yang lebih besar bila ingin menyamai hasil kontrol hama seperti yang dilakukan oleh larva.
Di beberapa negara, kumbang koksi dibudidayakan secara komersial yang mana ditujukan untuk pertanian organik ataupun indoor farm yang membutuhkan predator alami. Kebanyakan serangga akan berhibernasi pada keadaan dingin dan dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama. Beberapa kumbang koksi dapat disimpan dalam hitungan bulan (dengan tingkat kematian rendah) di dalam lemari pendingin.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah cara melepas kumbang koksi yang telah kita simpan di lemari pendingin untuk dilepas di tanaman. Kita dapat melepaskan sebagian yang kita perlukan, kemudian sisanya dapat disimpan lagi di lemari pendingin. Untuk melepas kumbang koksi di taman terbuka ataupun outdoor greenhouse, sebaiknya dilakukan pada sore hari setelah penyiraman. Sedangkan untuk melepas di indoof farm, yang biasanya merupakan hidroponik atau aquaponik dan menggunakan cahaya buatan (bukan sinar matahari), waktu sore dan penyiraman tidak terlalu relevan untuk diperhatikan.
Lalu bagaimana sebaiknya cara melepas kumbang koksi di indoor farm? Untuk memaksimalkan kumbang koksi bekerja di indoor farm, sebaiknya kumbang koksi dewasa ( yang sudah memiliki kemampuan terbang) ditempatkan dalam sebuah wadah kontainer

 Hal ini agar kumbang tersebut tidak terbagn berhamburan dan tetap terkonsentrasi dalam jumlah banyak, mengingat kemampuan makan kumbang dewasa lebih sedikit daripada larva. Wadah kontainer tersebut kemudian dapat digabungkan pada wadah semai. Kenapa wadah semai? Karena akan sangat baik bila kumbang koksi dapat menghalau kutu daun sejak fase semai. Seperti kita tahu, kutu daun menyebabkan kerusakan fatal bila menyerang tanaman yang baru tumbuh dikarenakan kutu daun akan menghisap getah dari tanaman baru tersebut sehingga daun baru pun akan mengalami keriting dan tanaman akan mengalami gagal tumbuh. Pada wadah semai, tanaman terletak padat dan berdekatan, sehingga kutu daun dapat dengan mudah hinggap dari satu tanaman ke tanaman yang lain. Sebaiknya wadah semai ditutup dengan kain vinyl, cahaya dibuat seredup mungkin, lalu kumbang koksi dilepaskan. Mereka akan memangsa kutu daun, kawin, dan bertelur di sana. Pada saat benih dipindah ke lahan tanam, telur akan menjadi kumbang koksi larva yang daya makannya besar. Karena mereka belum bisa terbang, maka mereka akan tetap tinggal di daun-daun tanaman. Problem solved.

Prezi.com
Thespruce.com
Photo Credit : http://ladybugspestcontrol.com

No comments:

Post a Comment